Senin, Desember 22, 2008

Altar Baru


Tanggal 21 Desember 2008, merupakan hari bersejarah bagi Gereja Santo Gregorius. Dengan kerja keras semua pihak dan tekad yang kuat serta bimbingan dari Roh Kudus, akhirnya umat Gereja Santo Gregorius pada tanggal 21 Desember 2008 dapat menikmati altar baru.
Altar yang lama yang mirip dengan panggung ketoprak, ini mengutip ucapan dari Rm M. Sriyanto,SJ, ketua umum Dewan Stasi St. Gregorius, akhirnya di hancurkan dan dibangun altar baru di sebelah kiri altar yang lama atau sebelah utara bangunan gereja.

Antusias umat dapat dilihat dengan berlimpahnya umat yang hadir, dan ternyata tidak hanya umat dari St. gregorius saja yang hadir tetapi ada umat dari Paroki St. Maria dan beberapa umat dari paroki lainnya.

Begitu bangganya kami sebagai umat St. Gregorius memperlihatkan altar baru tersebut kepada umat lainnya. Dengan diresmikannya altar baru ini, maka nama GSG yang melekat di masyarakat sebagai singkatan dari Gedung Serba Guna secara resmi oleh Rm M.Sriyanto,SJ diubah menjadi Gereja Santo Gregorius.

Semoga saja dengan banyaknya pujian dan dengan pemberkatan altar baru ini, Dewan Stasi St. Gregorius tidak terlena tetapi semakin serius mempersiapkan Gereja Santo Gregorius menjadi sebuah Paroki.

Selasa, Desember 02, 2008

Santo Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Gregorius lahir di Roma pada tahun 540. Ibunya Silvia dan dua orang tantenya Tarsilla dan Aemiliana, dihormati pula oleh Gereja sebagai Orang Kudus. Ayahnya, Gordianus, tergolong orang kaya raya: memiliki banyak tanah di Sicilia, dan sebuah rumah indah di lembah bukit Coelian, Roma. Selama masa kanak-kanaknya, Gregorius mengalami suasana pendudukan suku bangsa Goth, Jerman atas kota Roma ; mengalami berkurangnya penduduk kota Roma dan kacaunya kehidupan kota. Meskipun demikian, Gregorius menerima suatu pendidikan yang memadai. Ia pandai sekali dalam pelajaran tatabahasa, retorik dan dialektika.

Karena posisinya diantara keluarga-keluarga aristokrat ( bangsawan ) sangat menonjol, Gregorius dengan mudah terlibat dalam kehidupan umum kemasyarakatan, dan memimpin sejumlah kecil kantor. Pada usia 33 tahun iamenjadi prefek kota Roma, suatu kedudukan tinggi dan terhormat dalam dunia politik Roma saat itu. Namun Tuhan menghendaki Gregorius berkarya di ladang anggurNya. Gregorius meletakkan semua jabatan politiknya dan mengumumkan niatnya untuk menjalani kehidupan membiara. Ia menjual sebagian besar kekayaannya dan uang yang diperolehnya dimanfaatkan unutk mendirikan biara-biara. Ada enam biara yang didirikannya di Sisilia dan satu di Roma. Didalam biara-biara itu, ia menjalani kehidupannya sebagai seorang rahib. Namun ia tidak saja hidup di biara untuk berdoa dan bersemadi; ia juga giat di luar: membantu orang-orang miskin dan tertindas, menjadi diakon di Roma, menjadi Duta Besar di Istana Konstantinopel. Pada tahun 586 ia dipilih menjadi Abbas di biara Santo Andreas di Roma. Di sana ia berjuang membebaskan para budak belian yang dijual di pasar-pasar kota Roma.

Pada tahun 590, dia diangkat menjadi Paus. Dengan ini ia dapat dengan penuh wibawa melaksanakan cita-citanya membebaskan kaum miskin dan lemah, terutama budak-budak dari Inggris. Ia mengutus Santo Agustinus ke Inggris bersama 40 biarawan lain untuk mewartakan Injil di sana. Gregorius adalah Paus pertama yang secara resmi mengumumkan dirinya sebagai Kepala Gereja Katolik sedunia. Ia memimpin Gereja selama 14 tahun, dan dikenal sebagai seorang Paus yang masyhur, negarawan dan administrator ulung pada awal Abad Pertengahan serta BapaGereja Latin yang terakhir. Karena tulisan-tulisannya yang berbobot, id digelari sebagai Pujangga Gereja latin. Meskipun begitu ia tetap rendah hati dan menyebut dirinya sebagai ” Abdi para abdi Allah ” ( Servus servorum Dei ). Julukan ini tetap dipakai hngga sekarang untuk jabatan Paus di Roma. Setelah memimpin Gereja Kristus selama 14 tahun, Gregorius meninggal dunia pada tahun 604. Pestanya dirayakan juga pada tanggal 12 Maret.