Selasa, Mei 12, 2009

Lukisan “Yesus, Engkau andalanku” dan Pesta Kerahiman Ilahi


Catatan Suster Faustina:Malam hari, ketika aku dikamar sendiri, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Satu tanganNYA terangkat untuk memberi berkat, sedang tangan yang lain menyentuh dadaNYA. Dari dalam pakaian yang terbuka memancarlah dua sinar besar, yang satu merah dan yang lain pucat. Dalam keheningan aku memandang Tuhan. Jiwaku dipenuhi rasa takut dan sekaligus sukacita yang besar. Sebentar kemudian Yesus berkata kepadaku: Buatlah lukisan menurut gambar yang engkau lihat ini, dengan tulisan dibagian bawahnya: Yesus, Engkau andalanku. Aku menghendaki supaya lukisan itu dihormati pertama-tama di kapelmu, lalu diseluruh dunia. Aku berjanji bahwa orang-orang yang akan menghormati lukisan ini, tidak akan binasa. Aku sendiri akan membela mereka sebagai kemuliaanKU (BCH, No. 47-48)

Peristiwa ini dialami oleh Suster Faustina pada tanggal 22 Februari 1931 di kota Plock.

Setelah Suster Faustina memberitahukannya kepada pastor yang menjadi bapak pengakuaannya, ia diberi jawaban bahwa hal itu menyangkut jiwanya sendiri. Bapak pengakuan berkata kepadanya:”Lukiskanlah gambar ilahi itu dalam jiwamu!”

Namun sehabis pengakuan dosa, Suster Faustina mendengar suara: GambarKU sudah ada dalam jiwamu. Aku menghendaki adanya Pesta Kerahiman. Aku ingin, supaya lukisan yang akan kaubuat dengan kuas itu, diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Inilah hari minggu yang harus menjadi Pesta Kerahiman. Aku menghendaki supaya para imam mewartakan kerahimanKU yang besar itu terhadap jiwa-jiwa berdosa. Para pendosa jangan takut mendekati AKU. DiriKU terbakar oleh nyala-nyala kerahiman dan aku ingin mencurahkannya pada jiwa-jiwa manusia. (BCH, No. 49-50)

Pada kesempatan lain, Yesus memberikan penjelasan lebih rinci mengenai lukisan yang harus diusahan Suster Faustina: Kedua sinar ini menunjukan darah dan air. Sinar pucat menggambarkan air yang mengkuduskan jiwa manusia. Sinar merah menggambarkan darah yang menjadi sumber kehidupan jiwa-jiwa. Kedua sinar itu keluar dari kedalaman kerahimanKU pada saat HatiKU yang sedang menghadapi ajalnya, dibuka oleh tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Allah. Berbahagialah orang yang hidup dalam naungannya, sebab tangan keadilan Allah tidak akan menjangkaunya.

Lalu Yesus segera menambahkan: Aku menghendaki supaya Minggu pertama sesudah Paskah menjadi Pesta Kerahiman. (BCH, No. 299)

Ditempat lain, dalam Buku Catatan Hariannya, Suster Faustina mencatat kata-kata Yesus berikut ini: PandanganKU pada lukisan ini serupa pada saat Aku disalib. (BCH, No. 362)

Keluhuran lukisan ini bukan dalam keindahan warna ataupun goresan kuas, melainkan dalam kasih karuniaKU. (BCH, No. 313)

Melalui lukisan ini banyak rahmat akan Kuberikan kepada manusia. Lukisan ini hendaknya mengingatkan tuntutan-tuntutanKU. Sebab iman yang paling kuat sekalipun tidak berguna tanpa perbuatan-perbuatan. (BCH, No. 742)

Aku berikan sebuah wadah yang hendaknya mereka bawa untuk menimba rahmat dari sumber kerahiman, wadah itu ialah lukisan bertuliskan: Yesus, Engkaulah andalanku. (BCH, No. 327).

Pada tahun 1938, Suster Faustina mencatat: Aku telah melihat kemuliaan ilahi yang memancar dari lukisan itu. Banyak jiwa menerima rahmat, walaupun mereka tidak membicarakannya dengan lantang. Biarpun nasibnya kurang menentu, namun melalui lukisan ini Allah menerima kemuliaan, sedangkan usaha Iblis dan orang-orang jahat hancur berantakan dan sia-sia belaka. Biarpun Iblis mengamuk, kerahiman ilahi akan berjaya atas seluruh dunia dan akan dihormati oleh semua orang. (BCH, No 1789).

Sehubungan dengan perlu diadakannya Pesta Kerahiman, suster Faustina mencatat kata-kata Yesus berikut ini pula: Mintalah kepada hambaKU (maksudnya bapak pengakuan Suster Faustina), supaya pada hari itu (yaitu minggu pertama setelah Paskah) ia bicara kepada segenap dunia mengenai kerahimanKU, bahwa barang siapa pada hari itu menghampiri Sumber Kehidupan, akan menerima penghapusan segala kesalahan dan hukuman. (BCH, No 300)

PutriKU bicaralah kepada segenap dunia mengenai kerahimanKU yang tak terpahami. Aku menghendaki supaya Pesta Kerahiman menjadi pengungsian dan perlindungan bagi semua jiwa, khususnya bagi para pendosa yang memprihatinkan. Pada hari itu terbukalah kedalaman kerahimanKU. Aku mencurahkan seluruh lautan rahmat pada jiwa-jiwa yang mendekati sumber kerahimanKU. Barangsiapa mengaku dosa dan menerima komuni suci (pada hari itu), akan menerima penghapusan segala kesalahan dan hukuman. Pada hari itu terbukalah semua saluran ilahi yang mengalirkan rahmat. Janganlah seorang pun takut mendekati AKU, biarpun dosa-dosanya semerah kirmizi. KerahimanKU begitu besar, sehingga sepanjang kekekalan akal budi manusia maupun malaikat tidak mampu mendalaminya. Apa saja yang ada, keluar dari kedalaman kerahimanKU. Setiap jiwa dalam relasinya dengan AKU, sepanjang kekekalan akan merenungkan kasih dan kerahimanKU. Pesta Kerahiman Ilahi adalah hasil curahan kedalaman batinKU. Aku menghendaki, supaya pesta ini dirayakan pada hari minggu pertama setelah Paskah. Umat manusia tidak akan menikmati kedamaian, selama tidak mengarahkan diri kepada kerahimanKU. (BCH, No. 699). Barangsiapa mengandalkan kerahimanKU, tidak akan binasa. Sebab semua urusannya adalah urusanKU sendiri. (BCH, No. 723)

Jiwa-jiwa tetap binasa, biarpun AKU telah mengalami sengsara yang pedih. AKU memberi mereka pertolongan terakhir, yaitu Pesta KerahimanKU. Bila mereka tidak menghormati kerahimanKU mereka akan binasa untuk selama-lamanya. Tulislah, bicaralah kepada jiwa-jiwa tentang kerahimanKU yang besar, sebab sudah dekatlah hari yang dahsyat, hari keadilanKU. (BCH, No. 965).

Disadur oleh JN. Wahyudi untuk umat Stasi Santo Gregorius dari: Buku Devosi Kepada Kerahiman Ilahi, tulisan Stefan Leks, Penerbit Kanisius, Nihil Obstat: F. Hartono, SJ, Imprimatur: J. Pujasumarta, Pr., Vikjen.

Keterangan: BCH adalah singkatan dari Buku Catatan Harian Suster Faustina.

Tidak ada komentar: