Kamis, Maret 12, 2009

Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Minggu Prapaskah Pertama :
Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
( Tit 2 : 1 - 10 )

Tujuan

Menyadari tanggung jawab dan peran masing-masing dalam keluarga, sebagai bapak, ibu dan anak. Membangun komunikasi yang sehat, jujur dan terbuka.

Cita-cita sebuah keluarga Katolik

Menurut Konsili Vatikan II, GS art 52, dikemukankan tentang cita-cita keluarga Katolik. Keluarga Katolik diibaratkan sekolah kemanusiaan yang kaya. Supaya tujuan ini terlaksana dengan sempurna, suami, isteri dituntut sehati dan sejiwa dalam menentukan arah keluarga, terutama dalam mendampingi dan mendidik anak-anak. Pendidikan anak diarahkan sedemikian sehingga mereka dapat mengikuti panggilan hidup mereka dengan penuh tanggung jawab dan kedewasaan. Orang tua tidak memaksakan kehendak atas anak-anak, apalagi sampai memarahi secara emosional bahkan memukuli mereka. Kehadiran ayah dan ibu di rumah sangat diharapkan demi anak-anak. Dengan demikian keluarga mesti merupakan ikatn antara orang-orang yang berusaha spaya cinta makin hari makin menghangatkanpersatuan mereka.
Peran dan tanggung jawab masing-masing ditunjukkan oleh Paulus. Dengan menjalankan nasihat Paulus ini, keluarga diharapkan menjadi komunitas basis yang berpusat pada Sabda Allah, dimana masing-masing mampumenjalankan hidupnya sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing dan memberikan teladan bagi yang lain.
Keluarga merupakan dasar masyarakat. Dinyatakan demikian, karena dalam keluarga ada aneka ragam generasi, hidup bersama dan saling membantu untuk menjadi lebih bijak dan menyelaraskan hak perorangan degan tujuan hidup bersama. Jadi dari dalam keluarga, masing-masing belajar bagaimana hidup bermasyarakat.
Keadaan sulit seperti sekarang hendaknya tidak menyurutkan semangat untuk mewujudkan keluarga Katolik sejati.

Refleksi

Masing-masing peserta mengungkapkanperan dan tanggung jawab sebagai bapak, ibu dan anak. Dari banyak pendapat, carilah prioritas yang perlu dikembangkan.
Komunikasi dalam keluarga, mudah dikatakan tapi jarang dipraktekkan. Mengapa ? Syarat apa yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang sehat ? ( MS. 01 Maret 2009)

Tidak ada komentar: