Selasa, Maret 10, 2009

Ekaristi di Filipina


Perayaan Ekaristi di Filipina tentu memiliki banyak kekhasan terkait dengan jumlah penduduknya yang mayoritas Katolik (85 % ). Silahkan membandingkannya dengan perayaan Ekaristi di indonesia.

Perayaan Ekaristi hari Minggu di Manila pada umumnya hanya berlangsung tidak lebih dari 50 menit, karena itu tiap jamnya ada misa. Misa pertama dimulai pukul 05.00. Kira-kira setiap hari Minggu ada 12 kali misa. Misa harian biasanya diadakan 5x sehari, tiga kali pada pagi hari dan dua kali pada sore hari. Bahkan dengan mudah kami menjumpai perayaan Ekaristi di tengah pasar yang sangat padat seperti di pasar Senen, disekitarnya ada pedagang kaki lima dan dvd bajakan ( seperti di Glodok ). Tak heran jika kami pun menjumpai sebuah kapel di tengah mall yang padat dengan lalu lalang orang yang sedang shopping. Mereka bisa transit 30 menit untuk misa lalu melanjutkan shopping lagi.
Bayangkan ada misa di Mall Taman Anggrek atau di Mall Kelapa Gading. Pasti peminatnya banyak juga seperti di sini.
Misa bisa hanya 50 menit disini, karena beberapa sebab; memakai bahasa inggris yang relatif lebih singkat kosa katanya, tidak semua ordinarium dinyanyikan, dan lagu dinyanyikan dengan ritme mengalir tidak berlambat-lambat.

Anda lebih suka misa 50 menit atau 1,5 jam ?

Namun umat di Manila cenderung tidak ikut aktif bernyanyi. Mereka hanya ikut bernyanyi keras ketika lagu "Bapa Kami". Sebagai catatan, ternyata "Bapa Kami" gaya Filipina yang biasanya kita nyanyikan tidak ada di Filipina.

Romo Danto sedang menginvestasi mengapa bisa ada "Bapa Kami" Filipina di Indonesia.
Ketika Salam Damai, umat di Manila hanya saling menundukkan kepala sambil berkata "peace be with you" tanpa berjabat tangan seperti di Indonesia.
Yang menarik juga, ketika komuni umat langsung berjalan kedepan altar tanpa perlu urut dari kursi yang paling depan. Orang langsung saja keluar dari kursinya dan segera antri. Tidak terlalu rapi bila dibandingkan dengan di Jakarta.
Ada kebiasaan yang sama antara umat di Manila dan di Jakarta, yaitu sering terlambat dan tanpa merasa bersalah.
Di Manila ada kebiasaan nonton film di bioskop tanpa jadwal, orang boleh masuk kapan saja dan menikmati filmitu, walaupun sudah terlambat. Nampaknya kebiasaan ini dilanjutkan ketika ikut perayaan Ekaristi. Datang kapanpun dan langsung ikut misa yang sdah berjalan. Bahkan kadang ada yang masuk ketika doa syukur agung, dan "hebatnya" di tetap menerima komuni !!

* dikopi dari tulisan Romo Yus dan Romo Danto yang sedang 'berpetualang' di Filipina.*

Tidak ada komentar: